Rabu, 03 November 2010

Ketika Aku Bernyanyi untuk Tuhan

Gereja atau persekutuan mana yang ketika ibadah tidak terdapat pujian dan penyembahan, tentunya ada bukan. Oleh karena itu paling tidak tiap minggunya kita bernyanyi dan memuji Tuhan. Cara memuji Tuhan tiap-tiap orang kadang berbeda-beda ada yang tenang, ekspresif, ada yang sambil mengangkat tangan sambil memejamkan mata, namun ada juga yang dengan ekspresi muka yang datar. Semua memiliki cara masing-masing dalam memuji Tuhan

Ketika aku bernyanyi untuk Tuhan, selama ini mungkin tergantung dari lagunya kalau lagunya enak didengar aku akan bersemangat menyanyikannya dengan gaya menyanyi bak penyanyi papan atas, kalau lagunya biasa-biasa saja, yaaa kunyanyikan dengan seadanya saja. Aku bernyanyi lebih kepada untuk bersuka cita untuk diriku. Kalau situasinya menyenangkan atau WL-nya keren memimpinya kunyanyikan dengan gembira. Namun apakah ini cara memuji Tuhan yang benar?

Untuk apa kita bernyanyi memuji Tuhan, tentunya untuk melakukan penyembahan dan memuliakan nama Tuhan. Pujilah Tuhan dengan segenap hati dengan motivasi yang murni, jangan memuji Tuhan dengan sembarangan. Hanya mereka yang menaikkan pujian dengan hati, bukan dengan mulut yang bisa mengalami karya Tuhan yang sebenarnya dalam hidup. Memuji Tuhan tidak sama dengan bernyanyi, sehingga orang menyanyi tentang Tuhan belum tentu memuji Tuhan. Oleh karena itu perlu kita hayati tiap kata dari lirik lagu yang kita nyanyikan, bayangkan lirik lagu tersebut dan pusatkan kepada Allah, jadi tidak sekedar mengikuti dan menikmati lagu atau musiknya.

So dalam keadaan apapun meskipun ketika lagunya biasa saja atau tidak bersemangat atau bahkan belum pernah mendengar lagu tersebut, kita dapat memuji Tuhan dengan benar. “Hatiku siap, ya Allah, aku mau menyanyi, aku mau bermazmur. Bangunlah, hai jiwaku” Mzm 108:2

0 komentar: